Perempuan dalam Pembangunan
Perempuan di zaman ini sudah
bertransformasi menjadi perempuan-perempuan hebat dan tangguh dibandingkan
dengan perempuan di zaman ibu kita Kartini kala itu. Perempuan zaman itu bahkan
tidak mengenal huruf sama sekali. Mereka selesai di dapur dan ketika beranjak
dewasa langsung di kawinkan, begitu terus hingga anak turunnya dulu. Jadi,
berbahagialah kita sebagai bagian dari perempuan modern yang bisa leluasa
mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Belajar menguasai berbagai bahasa di dunia
bahkan bisa menggantungkan cita-cita setinggi langit, jadi kalo tidak sampai
langit minimal dapat bintang atau bahkan bulan. Kesempatan yang luar biasa ini
tidak serta-merta di manfaatkan secara maksimal oleh perempuan modern.
Perempuan modern terlalu terbuai dengan era kebebasan ini dan sindrom sosialita
yang luar biasa. Mereka tidak memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan menempa
diri untuk mewujudkan cita-cita menjadi dambaan mertua. Mungkin perempuan
modern telah salah dalam memahami nilai kebebasan terhadap perempuan yang di
perjuangkan oleh ibu kita Kartini. Jadi, kita harus bagaimana sebagai perempuan
di zaman ini? Perempuan sebagai pembangun generasi masa yang akan datang.
Perempuan sebagai penggerak pembangunan yang cerdas, tangguh dan progresif.
Perempuan dituntut untuk mengambil peranan
penting dengan menjadi bagian dari pembangunan nasional. Melalui pendidikan
yang berkualitas dan setara dengan laki-laki maka perempuan diharapkan untuk
ikut memajukan bangsa. Perlahan kaum perempuan sudah mengisi posisi strategis
dalam pemerintahan, baik di legislatife, eksekutif dan yudikatif.
Perempuan tidak hanya sebagai objek
pembangunan tapi sudah menjadi pelaku dalam pembangunan. Dalam gerakan-gerakan
organisasi perempuan untuk terus menyuarakan hak-hak perempuan. Merumuskan
pemikiran untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Kaum perempuan menyadari
bahwa pendidikan yang berkualitas akan membawa perempuan pada pemikiran,
gagasan, kemampuan, kreatifitas serta kepekaan perempuan terhadap kondisi
dilingkungannya. Perempuan yang awalnya dari golongan yang dianggap lemah dan
tidak berdaya menjadi kaum yang berdaya dan mandiri.
Perempuan mempunyai peranan penting dalam
membangun generasi bangsa melalui peranannya sebagai ibu. Perempuan merupakan
benteng keluarga dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dari
dalam keluarga. Selama ini perempuan kurang dalam pelatihan dalam pengembangan
ekonomi kreatif. Perempuan juga cenderung kurang dalam mengakses pendidikan,
informasi terhadap pekerjaan berupah tinggi. Namun, hari ini perempuan
dilibatkan langsung dalam pengambilan keputusan di berbagai aspek kehidupan.
Perempuan ikut dalam progam mulai dari analisis / pengkajian, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring program.
Perempuan tidak hanya di tuntut kecerdasan
intelektual saja tetapi hal yang lebih penting yaitu softskill. Organisasi
merupakan wadah pengembangan softskill yang paling mumpuni agar ketika
perempuan terjun langsung dalam masyarakat akan menambah nilai tambah dalam
bersosialisasi. Softskill yang didapat dalam ber-organisasi pasti akan menambah
rasa percaya diri perempuan sehingga akan cenderung kritis dalam menangapi
permasalahan dilingkungan masyarakat.
Meningkatkan kemampuan lobby dan tentunya
dalam organisasi akan sangat mudah memperluas koneksi. Perempuan yang mahir
“public speaking” mempunyai nilai tambah dan memiliki “bargaining position”
yang sangat bagus. Dalam organisasi kita ditempa untuk bertanggung jawab pada
segala hal menjadikan perempuan yang berdikari. Semuanya tidak dapat diperoleh
dengan mudah di organisasi, tapi harus melalui proses dan penempaan yang
panjang. Kita sebagai perempuan hanya punya dua pilihan, menjadi pembentuk
generasi bangsa atau hanya menjadi penambah daftar panjang permasalahan di
masyarakat. Pada hakikatnya perempuan berproses bukan untuk melebihi atau
menggurui laki-laki melainkan perempuan untuk membangun generasi.
~Rani Pranita~
Perempuan dalam Pembangunan
Reviewed by Unknown
on
19.26
Rating:

Tidak ada komentar